Di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia memiliki basis populasi terbesar, dan industri makanannya memiliki permintaan yang tinggi. Lebih dari 50% pendapatan rumah tangga biasa dihabiskan untuk pangan. Namun, Indonesia memiliki fondasi mesin pengolah pangan yang lemah dan pada dasarnya bergantung pada impor.
Mesin pengolah makanan bergantung pada impor, dan sebagian besar agennya adalah orang China
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Jumlah penduduk yang besar telah menciptakan industri pengolahan makanan yang berkembang pesat. Iklan tersebut sangat umum bagi masyarakat di sana. Terdapat sekitar 4.700 pabrik pengolahan makanan besar dan menengah serta lebih dari 77.000 usaha kecil di Indonesia dengan lebih dari 3 juta karyawan. Perusahaan-perusahaan tersebut menempati $ AS sebesar 30 miliar, dimana perusahaan besar dan menengah berjumlah 85%.
Industri mesin pengolah makanan di Indonesia masih terbelakang. Kebanyakan dari mereka bergantung pada impor. Pemasoknya adalah China, Jepang, dan Korea Selatan. Mesin yang diimpor termasuk mesin pengaduk adonan komersial, mesin pengisi, mesin penggorengan, mesin pembuat kue, mesin pendingin, dan mesin pengemas vakum dll.
Mesin makanan Cina mempunyai keunggulan besar di pasar Indonesia
Bagi perusahaan Tiongkok, Indonesia merupakan pasar yang sangat penting. Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Indonesia terus tumbuh, daya beli masyarakat pun semakin meningkat. Industri ritel dan katering penuh semangat, dan permintaan akan mesin makanan semakin meningkat. Mesin pengolah makanan Cina mempunyai keunggulan besar di pasar Indonesia. Dengan selesainya Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN, ekspor mesin Tiongkok ke Indonesia secara bertahap akan turun ke tarif nol, dan ruang pasar di masa depan akan sangat luas.
Saat berekspansi ke pasar Indonesia, pemasok Tiongkok harus fokus pada kualitas, citra merek, staf teknis profesional, dan kemampuan layanan purna jual. Hubungan baik dengan agen lokal juga perlu dijaga.
Mesin pengaduk adonan sangat dibutuhkan di Indonesia
Jumlah penduduk perkotaan di Indonesia mencapai 52% dari total penduduk dan terus bertambah dengan laju pertumbuhan tahunan sekitar 3%. Jaringan supermarket modern berskala besar dan toko serba ada 24 jam bermunculan, mendorong pasar konsumen Indonesia untuk mempertahankan perkembangan pesat. Makanan merupakan konsumsi utama masyarakat sehari-hari, dan sekitar 53% dari rata-rata pendapatan keluarga dihabiskan untuk makanan.
Indonesia awalnya memperlakukan nasi sebagai makanan pokok tradisional, namun produk tepung telah populer di kalangan masyarakat selama hampir 20 tahun. Setiap keluarga memiliki mesin pengaduk adonan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Produsen tepung terigu terbesar di Indonesia ini memiliki produksi tahunan lebih dari 3,57 juta ton dan pangsa pasar lebih dari 66%.
Konsumen Indonesia juga menyukai makanan manis, hal ini membuat industri pengolahan biskuit berkembang pesat. Saat ini terdapat sekitar 20 produsen biskuit skala besar dan menengah di Indonesia.
Tambahkan Komentar